BOBOT POTONG, BOBOT KARKAS DAN HUBUNGAN ANTARA BOBOT KARKAS DENGAN BOBOT POTONG AYAM BROILER JANTAN DAN BETINA STRAIN CP 707
Keywords:
Bobot Potong, Bobot Karkas, Hubungan Bobot Karkas dan Bobot Potong, Ayam Broiler Strain CP 707Abstract
Populasi/ produksi ayam broiler terus berkembang dan menjadi pilihan usaha budidaya ternak. Bobot potong (bobot panen) merupakan indikator produktivitas pada usaha budidaya ternak termasuk ayam broiler. Pemanfaatannya sebagai bahan pangan, ayam yang dipanen perlu penanganan lebih lanjut menjadi karkas. Karkas merupakan produk akhir yang juga dapat dijadikan sebagai indikator produktivitas ayam broiler. Nilai ekonomi karkas dipengaruhi ukuran bobot karkas, dan bobot karkas memiliki hubungan (korelasi) yang erat dengan bobot potong, dimana semakin tinggi bobot potong akan semakin tinggi pula bobot karkas, demikian juga sebaliknya (Soeparno,1994). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana capaian dan hubungan antara bobot karkas dan bobot potong ayam broiler jantan dan betina strain CP 707. Penelitian dilakukan dalam 5 tahap yakni pemisahan ayam panenan jantan dan betina, pemilihan sampel ayam secara acak, penimbangan, prosessing karkas, dan penimbangan karkas. Jumlah sampel ayam penelitian 70 ekor, terdiri dari 35 ekor ayam jantan dan 35 ekor ayam betina. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa rataan bobot potong ayam jantan dan betina masing-masing 1.784,26 dan 1.746,43 gram dan bobot karkas ayam jantan dan betina masing-masing 1.279,39 dan 1.267,63 per ekor. Selanjutnya hasil analisis data yang dilakukan secara kuantitatif menggunakan persamaan regresi diketahui bahwa hubungan bobot potong (X) dan bobot karkas (Y) baik pada ayam broiler jantan maupun betina menunjukkan hubungan yang positif (meningkat) dengan tingkat keeratan sedang, dengan nilai koefisien korelasi ‘r’ = 0,423 untuk ayam jantan dan 0,528 untuk ayam betina. Model persamaan regresi Y = 411,807+ 0,486 X untuk ayam jantan dan Y = 685,810 + 0,669 X untuk ayam betina.