SIFAT KUANTITATIF BIBIT SAPI BALI (Boss sondaicus) BETINA PADA PETERNAKAN RAKYAT DI KELURAHAN BUMIWONOREJO DISTRIK NABIRE KABUPATEN NABIRE
Keywords:
Sifat kuantitatif, bibit, sapi Bali, betina, peternakan rakyat, Kelurahan BumiwonorejoAbstract
Kabupaten Nabire sebagai salah satu wilayah di Provinsi Papua yang telahditetapkan sebagai wilayah kawasan sentra pengembangan ternak sapi potongmdengan jenis ternak sapi yang dikembangkan adalah ternak sapi Bali. Namunprogram tersebut belum dapat dilaksanakan dan dikelola secara optimal oleh para pemangku kepentingan termasuk pihak pemerintah dan para peternak karena sebagian besar merupakan peternakan rakyat yang dikelola secara tradisonal sehingga belum melaksanakan pencatatan sifat-sifat kuantitatif sapi yang dipeliharanya sebagai dasar untuk melakukan seleksi bibit. Pada hal saat ini dan kedepan akan dilaksanakan pemberlakuan sertifikasi standart mutu bibit ternak, yang salah satunya persyaratan penerbitan sertifikatnya adalah data catatan sifatsifat kuantitatifnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sifat-sifat kuantitatif dan kelas bibit sapi Bali betina pada peternakan rakyat di Kelurahan Bumiwonorejo Distrik Nabire Kabupaten Nabire. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus 2020, menggunakan 40 ekor sampel bibit sapi Bali betina berumur 18 – 36 bulan yang berasal dari 23 peternak di Kelurahan Bumiwonorejo. Penelitian menggunakan metode deskriptif dengan teknik observasi. Observasi terhadap bibit sapi Bali betina dilakukan dengan mengukur sifat-sifat kuantitatifnya. Untuk mengetahui factor-faktor lingkungan turut yang mempengaruhi sifat-sifat kuantitatif tersebut digunakan kuisioner. Penentuan sampel dilakukan secara sengaja (purposive) hingga mencapai perkiraan lebih dari 50% populasi peternak peternakan rakyat sapi Bali di Kelurahan Bumiwonorejo. Hasil penelitian menunjukkan bahwa induk sapi Bali pada peternakan rakyat di Kelurahan Bumiwonorejo memiliki lingkar dada 137,4 – 153,5 cm, rata-rata lingkar dada 146 cm dengan standar deviasi 4,14 cm, tinggi pundak 104,5 – 116,3 cm, rata-rata 110 cm dengan standar deviasi 3,54 cm dan panjang badan 109,6 cm – 114,5 cm dengan standar deviasi 1,09 cm. Sebanyak 50% induk sapi Bali pada peternakan rakyat di Kelurahan Bumiwonorejo termasuk bibit kelas I dan 50% termasuk bibit kelas II berdasarkan SNI (2008). Ukuran sifat kuantitatif lingkar dada, tinggi pundak dan panjang badan induk sapi Bali di Kelurahan Bumiwonorejo yang termasuk tinggi (kelas I) maupun sedang (kelas II) diduga disebabkan hasil dari seleksi buatan, selain faktor lingkungan. Untuk meningkatkan kelas bibit 50% induk sapi bali kelas II, maka perlu dilakukan upaya memaksimalkan dukungan faktor lingkungan dan seleksi buatan.