SISTEM DAN TATALAKSANA PEMELIHARAAN SAPI BALI DI DISTRIK KAMUU TIMUR KABUPATEN DOGIYAI

  • Trijaya Gane Putra, USWIM Program Studi Peternakan, Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Mery Christiana Simanjuntak, USWIM Program Studi Peternakan, Universitas Satya Wiyata Mandala
Keywords: Sistem, Tatalaksana, pemeliharaan, sapi, petani-peternak dan Distrik Kamu Timur Kabupaten Dogiyai

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Sistem dan Tatalaksana Pemeliharaan Sapi Di Distrik Kamu Timur Kabupaten Dogiyai.Penelitian ini dilakukan dengan metode survei dan wawancara langsung dengan petani-peternak sapi sampel.   Penentuan sampel dilakukan secara acak, sebanyak 10 % dari populasi/jumlah petani-peternak. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif untuk, menggambarkan sistem dan tatalaksana pemeliharaan sapi yang dilakukan oleh petani-peternak di Distrik KamuTimur Kabupaten Dogiyai.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sistem pemeliharaan sapi yang petani-peternak seluruhnya (100 %) dilakukan secara ektensif dimana selama pemeliharaan sapi dilepas dalam padang penggembalaan berpagar keliling tanpa pedok serta tidak dilengkapi dengan kandang tempat berlindung. Sedangkan tataklaksana pemeliharaan yang terkait dengan pemilihan bibit, pemberian pakan, penangana reproduksi dan penanganan kesehatan hewan adalah sebagai berikut: 1. Pemilihan bibit yang dilakukan petani-peternak seluruhnya (100 %) hanya dengan cara melihat bentuk eksterior tubuh bagian luar sapi. 2. Pemberian pakan secara rutin (setiap hari), selama pemeliharaan tidak pernah diberikan pakan tambahan baik berupa hijauan maupun pakan penguat, kecuali sesekali memberikan jerami ubi jalar pada saat panen, itupun hanya sebanyak 16 KK (53,33 %) sisanya sebanyak 14 KK (46,67 %) sama sekali tidak pernah memberikan pakan tambahan. 3. Pengelolaan reproduksi, perkawinan sapi seluruhnya (100 %) berjalan secara alami di padang penggembalaan (pastur matting), dengan menggunakan sapi pejantannya sendiri, dan belum ada Tindakan menghindari terjadinya inbreeding dengan cara pergantian sapi pejantan. 4. Penanganan kesehatan hewan belum sepenuhnya dilakukan  dengan baik, kecuali pada tindakan pencegahan yang hanya terbatas pada pemberian suplemen mineral berupa garam, itupun hanya dilakukan oleh 23 KK (76,67%).   Pengobatan ternak sakitpun hanya dilakunan oleh 4 KK (13,33 %). Selebihnya sanitasi lingkungan peternakan, vaksinasi dan karantina ternak sakit tidak dilakukan.

Published
2023-06-06