Analisa Tata Letak Fasilitas Produksi Untuk Meminimumkan Biaya Proses Produksi Mebel (Studi Kasus di PT Karya Papua)

  • Wardhana Wahyu Dharsono Program Studi Teknik Industri, Universitas Satya Wiyata Mandala Nabire
Keywords: Tata Letak Pabrik, model Rectilinear Distance, Perencanaan Tata letak Pabrik

Abstract

Tujuan keseluruhan perancangan tata letak pabrik antara lain, agar setiap pasokan (bahan baku,
penunjang, informasi) mengalir melalui setiap departemen dan tahapan dengan waktu efektif atau
waktu tunggu (delay) yang minimun dan biaya efisien, meminimalisir jarak pemindahan bahan
(material handling) serta mengatasi kemacetan dan kesimpang-siuran yang berujung pada kinerja
karyawan (performance) yang baik. Sehingga ciri tata letak yang tepat dapat dilihat dari hal-hal
tersebut. Tujuan Penyusunan dan Perencanaan Tata letak Pabrik. Setiap perencanaan memiliki
tujuan tertentu yang ingin dicapai, demikian pula hanya dengan perencanan pabrik terdapat
banyak tujuan yang ingian dicapai. Tujuan utama yang ingin dicapai dalam perencanaan tata letak
pabrik pada dasarnya adalah untuk meminimumkan biaya atau meningkatkan efektifitas dalam
pengaturan segala fasilitas produksi dan area kerja. Secara umum tujuan tata letak pabrik yang
optimum adalah tata letak yang mampu memberikan kepuasan maksimum pada pihak-pihak
yang terlibat yaitu, pada tenaga kerja dan manajemen. Sehingga terbentuk pengaturan ruangan
dan peralatan yang dapat memberikan nilai ekonomis dalam pengerjaan produk serta dapat
memberikan keselamatan dan kepuasan kepada semua pihak yang terlibat. Setiap pihak yang
terlibat mempunyai kepentingan masing-masing, dengan tujuan yang umumnya ingin dicapai dan
tata letak yang baik dapat diuraikan sebagai berikut: 1.Berhubungan dengan fasilitas.
2.Berhubungan dengan tenaga kerja. 3.Berhubungan dengan material dan alirannya. Hasil
Penelitian perhitungan jarak dengan model jarak Rectilinear Distance didapatkan jarak sebesar
1472 meter. Jadi terdapat suatu penurunan atau pengurangan jarak sebesar 784 meter dari layout
sebelumnya sebesar 2256 meter. Nilai ini menunjukkan bahwa model Rectilinear Distance dapat
mengukur jarak material handling, sedangkan model jarak Rectilinear Distance dapat mengurangi
biaya sebesar Rp. 1.950.450,39 dari layout awal sebesar Rp. 2.083.790,94 sehingga diperoleh biaya
pemindahan layout usulan Rp. 133.340,55. Dan nilai ini menunjukkan bahwa model jarak
Rectilinear Distance adalah layout yang diusulkan sebagai layout usulan di PT. Karya Papua di
Nabira Papua

Published
2016-10-01