PEMBUATAN BRIKET DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU MERBAU (Intsia spp.) DAN LEM TEPUNG SAGU DENGAN PENGERINGAN ALAMI

  • Wardhana Wahyu Dharsono, Uswim Program Studi Teknik Industri Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Deby Siska Bogar, Uswim Program Studi Teknik Industri Universitas Satya Wiyata Mandala
Keywords: arang serbuk gergaji kayu merbau, intsia bijuga, biobriket, tepung sagu, papua, pengeringan alami briket, kadar air briket.

Abstract

Daerah Papua kususnya kabupaten Nabire menyimpan banyak bahan baku kayu dan adanya proses pengolahan kayu merbau dengan limbahnya berupa serbuk kayu.  Limbah serbuk gergajian kayu mempunyai potensi yang cukup besar untuk terus dikembangkan sebagai bahan baku pembuatan briket arang.  Guna lebih meningkatkan sifat fisis dan kimia briket arang serbuk gergajian kayu maka dilakukan penelitian dengan mepertibangkan kemampuan sumberdaya manusia, alam dan teknologi tepatguna.   Serbuk gergaji kayu merbau  belum termanfaatkan sepenuhnya, pada hal serbuk gergaji kayu merbau merupakan biomasa dengan nilai kalor yang relatif besar. Apabila serbuk gergaji kayu merbau tersebut diproses menjadi arang kemudian arang yang terbentuk dicampur dengan bahan perekat lem dari tepung sagu yang tersedia di alam Papua, maka akan menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif yang dapat terbarukan. Salah satu proses pembuatan briket yang perlu diperhatikan adalah proses pengeringan sebagai syarat meningkatnya nilai kalor, Kadar air diharapkan seredah mungkin karena semakin tinggi kadar air akan menyebabkan nilai kalornya menurun dan briket arang akan sulit dinyalakan. Dengan megunakan suberdaya alam dalam pengeringan briket dengan membadingkan lama pejemuran dan komposisi bahan briket.  Faktor perubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah campuran antara serbuk kayu merbau dengan tepung sagu sebagai perekat yaitu perbadingan, 1 : 0,25 (A) , 1 : 0,50 (B), 1 : 0,75 (C) , 1 : 1 (D). Selain pembading serbuk kayu berbau dan tepung sagu sebagai perekat, juga kita lakukan pembading pengeringan dengan sinar matahari di jemur dengan waktu 0, 12, 24, 36 jam.  Dari hasil nya menujukan kadar air setelah dilakukan pejemuran selama 36 jam menujukan pada campuran A ; 7,56% Campuran B : 7,50% Campuran C : 7,38% dan Campuran D : 7,63%

Published
2022-10-31