STRUKTUR POPULASI DAN TINGKAT KELAHIRAN SAPI BALI DI KAMPUNG WADIO DISTRIK NABIRE BARAT

Authors

  • Kris Program Studi Peternakan Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Trijaya Program Studi Peternakan Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Emanuel Program Studi Peternakan Universitas Satya Wiyata Mandala

Keywords:

Sapi Bali, Struktur Populasi, Tingkat Kelahiran, Kampung Wadio

Abstract

Sapi Bali merupakan salah satu sumber daya genetik ternak lokal unggul. Keunggulannya antara lain ditunjukkan dengan pertumbuhan yang cepat, kemampuan adaptasinya dengan lingkungan yang baik dan penampilan reproduksi yang baik. Selain itu sapi Bali memiliki persentase karkas tinggi dibanding jenis sapi lain, yaitu sekitar 56,9% (Fikar dan Ruhyadi, 2010). Keunggulan tersebut menjadi alasan pemerintah untuk menyebarluaskan sapi Bali ke berbagai wilayah di Indonesia termasuk di Nabire Provinsi Papua Tengah. Pada umumnya peternakan sapi di Nabire merupakan usaha peternakan rakyat, sebagai usaha sambilan dengan kepemilikan 2 - 3 ekor sapi per petani, dan bertujuan menghasilkan bibit atau pedet. Untuk menghasilkan bibit mensyaratkan bahwa sapi, baik sapi jantan dan betina  harus memiliki kemampuan untuk melakukan perkembang biakan. Berkembang biak bukan saja sekedar untuk mempertahankan eksistensi di bumi dari kepunahan tetapi bahkan perlu ditingkatkan kelahirannya, karena ternak atau hasil ternak merupakan sumber pangan yang penting untuk asupan gizi manusia. Untuk mendukung perkembang biakan, rasio yang ideal sapi pejantan (pemacek) dan induk sapi betina adalah 1 dibanding 8 atau 10, artinya 1 ekor sapi pejantan pemacek hanya dapat melayani 8 - 10 ekor induk sapi betina, dengan frekwensi memacek (mengawini) 2 kali dalam seminggu (Deptan, 2008).  Rasio jumlah jantan dan betina meliputi semua kelompok umur sapi (dewasa, muda dan pedet) dalam suatu wilayah/ kawasan peternakan diistilahkan dengan struktur populasi. Dengan data struktur populasi dapat digunakkan untuk memperkirakan sejauh mana tingkat kelahiran ternak dalam suatu wilayah, yang pada gilirannya juga dapat dijadikan sebagai bahan perencanaan arah kebijakan program pemerintah dalam upaya peningkatan kelahiran untuk peningkatan populasi dalam wilayah tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh data struktur populasi dan tingkat kelahiran sapi Bali di Kampung Wadio, Distrik Nabire Barat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa struktur populasi sapi Bali didominasi oleh sapi betina dengan rasio jantan terhadap betina sebesar 1:2,4 pada kategori dewasa, 1 : 1,7 pada kategori muda dan 1 : 1,5 pada kategori pedet. Tingkat kelahiran pedet terhadap jumlah induk mencapai 92,15%, sedangkan tingkat kelahiran terhadap total populasi sebesar 26,40%. Hasil ini menunjukkan bahwa perlu adanya optimalisasi manajemen pemeliharaan guna meningkatkan efisiensi produksi sapi Bali di wilayah tersebut.

Downloads

Published

2024-11-21