KEPADATAN KANDANG DAN TINGKAT DEPLESI PADA USAHA PETERNAKAN AYAM BROILER DENGAN SISTEM KANDANG TERBUKA DI KAMPUNG KALISEMEN DISTRIK NABIRE BARAT KABUPATEN NABIRE
Keywords:
Kepadatan Kandang dan Tingkat Deplesi Usaha Peternakan Ayam Broiler di Kampung Kalisemen.Abstract
Keberhasilan usaha peternakan Ayam Broiler sangat ditentukan oleh manajemen perkandangan, dan salah satu factor yang perlu diperhatikan dalam manajemen perkandangan adalah yang dapat menjamin keberhasilan pencapaian performans produksi Ayam Broiler yang optimal dengan tingkat deplesi yang rendah adalah penyediaan ruang kendang yang nyaman dengan tingkat kepadatan ayam yang sesuai dalam kandang.
Untuk itu telah dilakukan Penelitian Kepadatan Kandang dan Tingkat Deplesi Pada Usaha Peternakan Ayam Broiler Dengan Sistem Kandang Terbuka di Kampung Kalisemen Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire. Dimana tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dampak tingkat kepadatan kandang terhadap Tingakt deplesi Ayam broiler dengan sistem pemeliharaan kandang terbuka pada usaha peternakan ayam broiler di Kampung Kalisemen Distrik Nabire Barat Kabupaten Nabire. Penelitian ini dilaksanakan pada Juli s/d September 2023, dengan menggunakan metode penelitian Survey dengan studi kasus melalui Teknik observasi dan wawancara yaitu dengan cara pengecekan dan pengamatan secara langsung ke lokasi kandang dari para peternak di kampung kalisemen Distrik Nabire barat Kabupaten Nabire.
Hasil penelitian Menunjukkan bahwa Kondisi Usaha petrnakan rakyat Ayam Broiler di Kampung Kalisemen adalah dengan tingkat kepadatan kandang (destinity) pada usaha peternakan rakyat ayam broiler di kampung Kaslisemen nilai rata-ratanya adalah sebesar 8 ekor/m², dan tingkat kepadatan kendang yang terendah adalah 5 – 7 ekor/m², serta tingkat kepadatan kendang tertinggi adalah 13 ekor/m² Serta Tingkat Deplesi pada usaha peternakan rakyat Ayam Broiler di Kampung kalisemen adalah cukup Tinggi yaitu di atas 10 %, dan dapat mencapai tinggkat deplesi sebesar 30 %. Dan kapasitas produksinya 50 % diatas 1000 ekor dan 50 % di bawah 1000 ekor. Serta 80 % usaha peternakan telah optimal dalam mengembangkan usaha dengan siklus produksi pertahun mencapai 6 – 8 kali siklus produksi.