IDENTIFIKASI TANAMAN PEGAGAN (Centela asiatika L.) SEBAGAI TANAMAN OBAT BAGI MASYARAKAT SUKU MEE DI DISTRIK TIGI TIMUR KABUPATEN DEIYAI

  • Johanis Ramandey, Uswim Agroteknologi Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Pelipus Bunei, Uswim Agroteknologi Universitas Satya Wiyata Mandala
Keywords: pegagan, tanaman obat, suku mee, identifikasi

Abstract

Pegagan merupakan herba tanpa batang, berumur panjang mempunyai akar rimpang

(rhizoma) yang pendek serta geragih yang panjang dan merayap. Tangkai daun berbentuk

seperti pelepah, agak panjang, berukuran 5 - 15 cm tergantung dari kesuburan tempat

tumbuhnya. Sepanjang tangkai daun beralur dan dipangkalnya terdapat daun sisik yang

sangat pendek, licin, tidak berbulu, berpadu dengan pangkal tangkai daun. Daun berwarna

hijau, terdiri dari 2-10 helaian daun, tersusun dalam suatu rozet akar, bangun ginjal atau

berbentuk kipas dengan tepi bergigi atau beringgit, permukaan dan punggungnya licin, tulang

daun berpusat dipangkal dan tersebar ke ujung, serta memiliki diameter 1-7 cm. Tangkai

bunga pegagan sangat pendek, keluar dari ketiak daun dan jumlah tangkai bunga antara 1-5.

Bentuk bunga bundar lonjong, cekung dan runcing keujung dengan ukuran sangat kecil

berwarna agak kemerahan (Winarto dan Surbakti, 2003).

Tumbuhan Pegagan yang lebih dikenal masyarakat suku Mee dengan sebutan

“Apapotu” fungsinya sebagai Tumbuhan obat bagi masyarakat suku Mee di Kabupaten

Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai. Ada 3 metode yang digunakan dalam penelitian ini,

yaitu metode observasi, metode wawancara dan dokumen (dokumentasi). Metode analisis

data dilakukan dengan cara mendeskripsikan data yang terkumpul baik melalui observasi,

wawancara maupun dokumentasi dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar sesuai dengan

karakter morfologi Pegagan yang ditemukan dilokasi penelitian

Identifikasi Tumbuhan Pegagan (Centella asiatica L.) Sebagai Tumbuhan Obat Bagi

Masyarakat Suku Mee Di Distrik Tigi Timur, Kabupaten Deiyai Ada perbedaan bentuk tepi

daun antara daun tumbuhan Pegagan dibeberapa tempat di Indonesia, dimana tepi daun

Pegagan di Distrik Tigi, Kabupaten Deiyai tidak bergerigi tetapi bergelombang, masyarakat

menggunakan sebagai obat bisul.

Published
2021-08-30