Pewarnaan Alami Sebagai Alternatif Peningkatan Produksi Kerajinan Noken Warga Bumi Wonorejo Distrik Nabire Kabupaten Nabire Papua

  • Wardhana Wahyu Dharsono, Uswim Program Studi Teknik Industri Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Ali Waromi, Uswim Program Studi Teknik Industri Universitas Satya Wiyata Mandala
Keywords: angabdian Masyarakat, Bumi Wonorejo, Nabire, Papua. Pewarnaan Alami,Serat Alami,Serat Kayu Melinjo (Gnetum gnemon Linn.), kunyit (Curcuma domesticaval), buah pinang (Areca catechu)

Abstract

NESCO pada tahun 2012 mengakui Noken  tas tradisional dari anyaman atau rajutan serat tumbuhan, diakui  sebagai warisan budaya dunia asli dari tanah Papua. Serat alami noken bervariasi berdasarkan habitat dan kearifan lokal, sehingga noken dari dataran tinggi berbeda bahan, teknik dan motif dengan dari daerah pesisir. Papua merupakan salah satu provinsi yang terdapat di Indonesia yang mempunyai kelompok suku sebanyak 250 dan 300 bahasa lokal yang tersebar di wilayah itu (Lestari, 2014). Secara umum masyarakat Papua hidup secara sederhana dengan memanfaatkan unsur-unsur yang ada di alam sekitarnya dengan memberdayakannya secara tradisional. Papua memiliki banyak keanekaragaman seni dan budaya yang telah dihasilkan oleh masyarakat Papua (Deda & Mofu, 2014). Salah satu kerajinan yang sangat populer di papua adalah produk tas Noken, tapi produk ini juga ada kendala yang ada pada serat kayu sebagai bahan bakunya, sehingga kendala yang  ada pada pewarnaan. Warna asli yang ditimbukan kadang tidak sesuai dengan keinginan konsumen atau peminat produk alami karena warna-warna serat kulit kayu cenderung pucat dan monoton satu warna. Oleh sebab itu pada pengabdian masyarakat ini dilakukan pelatihan dan pendapingan proses  pewarnaan serat kulit kayu Kayu Melinjo (Gnetum gnemon Linn.) dengan mengunakan pewarnaan pewarnaan mengunakan kunyit (Curcuma domestica val), buah pinang   (Areca catechu) yang diikuti warga masyarakat warga bumi wonorejo kelompok pengarajin tas Noken. 

Published
2022-08-26