Dengan Pemberantasan Buta Aksara Meningkatkan Pengetahuan Warga Kampung Wanggar Makmur Distrik Wanggar Kabupaten Nabire Papua

Authors

  • Johanis Manuel Ramandey, Uswim Program Studi Agroteknologi, Universitas Satya Wiyata Mandala
  • Ali Waromi, Uswim Program Studi Teknik Industri Universitas Satya Wiyata Mandala

Keywords:

Buta aksara, Wanggar, Wanggar Makmur, Pemberantasan Buta aksara

Abstract

Pusat data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan melakukan penghitungan Angka Buta Aksara yang dipublikasikan pada acara Hari Aksara Internasional (HAI) setiap tahunnya. Angka buta aksara yang dihitung terdiri dari angka buta aksara tingkat Nasional, Provinsi dan Kabupaten/Kota. Perhitungan buta aksara dilakukan terhadap penduduk buta aksara usia 15 sampai 59 tahun. Jumlah penduduk buta aksara yang dikeluarkan oleh Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan merupakan hasil perhitungan yang bersumber dari data penduduk Susenas bulan maret 2017 yang dikeluarkan oleh Badan Pusat Statistik. Secara nasional, persentase buta aksara tahun 2017 (2.068 %) turun dibandingkan tahun 2016 (2.07 %) yaitu sebesar 0.002 %. Sedangkan jumlah penduduk buta aksara tahun 2017 (3.474.694) naik dibandingkan dengan jumlah penduduk buta aksara tahun 2016 (3.416.693) yaitu sebesar 58.001 jiwa. Adapun wilayah dengan angka buta aksara diatas 4% sekaligus dikategorikan zona merah yaitu Provinsi Papua (25.48%), Nusa Tenggara Barat (7.79%), Nusa Tenggara Timur (5.37%), Kalimantan Barat (4.28%), Sulawesi Selatan (4.69%) dan Sulawesi Barat (4.36%). Dari data tersebut, diharapkan dapat dijadikan acuan bagi pemangku kepentingan/kebijakan terkait dalam upaya penuntasan buta aksara.

Kabupaten Nabire dengan total luas 12.075,00 km² dan jumlah penduduk sebanyak 111.545 jiwa (2017)masuk  dalam kabupaten di bawah 10% warganya butuh huruf atau tepatnya 7,07 % ( 7.876 orang)  dari total keseluruhan Papua 629.578 orang.

Dengan situasi tersebut dilakukan kegiatan pemerantasan buta aksara diselenggarakan dibulan Agustus sampai dengan September 2019 dengan jumlah peserta sebanyak 77 warga belajar ( 35 laki-laki , 77 perempuan).  Pada proses kegiaan  masih ada kekurangan dimana masih kurang 6% warga terdaftar yang tidak hadir atau 5 orang . Oleh karena itu, perlu adanya proses pembelajaran secara berkesinambungan dengan cara-cara yang mudah dan mengebirakan..

Downloads

Published

2022-04-07