ANALISA PENANGKAPAN IKAN DENGAN ALAT TANGKAP PANCING ULUR (Hand Line) TERHADAP HASIL TANGKAPAN IKAN TUNA (Thunus sp.) OLEH NELAYAN DI KELURAHAN SIRIWINI KABUPATEN NABIRE

Abstract

Sumberdaya ikan tuna tersebar hampir di seluruh perairan Indonesia mulai dari perairan Indonesia bagian barat (Samudera Hindia) sampai dengan kawasan timur Indonesia (Laut Banda dan Utara Papua). Eksploitasi sumberdaya tuna dilakukan dengan menggunakan berbagai jenis alat tangkap, antara lain pukat cincin (purse seine), huhate (pole and line), rawai tuna (long line) dan pancing ulur (hand line) (Nontji, 2002).

Kabupaten Nabire merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Papua dengan luas wilayah  adalah 12.075 km^2,   dan berada pada 134,35⁰ _- 36,40⁰ BT dan 2.25⁰ – 4.15⁰ LS. Kabupaten Nabire mempunyai luas perairan sekitar 914.056,96 ha dan panjang garis pantai 473 km (Anonimous, 2014). Salah satu aspek  penunjang dalam  pembangunan di Kabupaten Nabire adalah bidang perikanan dan kelautan, karena merupakan salah satu sektor yang perlu dikembangkan untuk mencapai pembangunan perikanan dan kelautan dengan tujuan utama adalah peningkatan taraf  hidup masyarakat yang sejahtera, maju dan mandiri.

Data produksi dari Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Nabire, menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Produksi perikanan pada tahun 2011 mencapai 2.687,3 ton dan pada tahun 2012 mencapai 4.128 ton (DKP Nabire, 2012). Hal ini menunjukkan bahwa perairan Kabupaten Nabire memiliki tingkat produksi hasil laut yang tinggi, sehingga sangat menguntungkan masyarakat pesisir.  

Penggunaan alat tangkap pancing ulur (hand line) dalam penangkapan ikan di perairan  Kelurahan Siriwini Kabupaten Nabire, telah dilakukan selama ini oleh para nelayan yang berada di perairan Kelurahan Siriwini.  Jumlah trip penangkapan dan hasil tangkapan merupakan hal penting untuk diteliti. Oleh sebab itu, penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang penggunaan alat tangkap pancing ulur (hand line) terhadap hasil tangkapan ikan tuna  (Thunnus sp).